Wednesday, October 15, 2008

Apa itu Yang Geter-Geter?

(pernyataan super nggak penting yang sengaja ditulis gede gede biar lebih lebay)

TERNYATA KERIIIIIS!


Yap. Benda gak jelas yang sedari tadi getar-getir di samping Rosseau layaknya Hape yang ajep-ajep waktu ada telepon masuk itu ternyata adalah... sebuah keris.

Rosseau cengo.

Si cewek bohai melongo.

Si keris tetep asyik berpoco-poco.

"Kamu... kamu kan..." kata Rosseau, satu jari telunjuknya ngaceng ke arah sang keris, "Kamuuuu... MAHKLUK LUAR ANGKASA, YAH!?"

Si keris berhenti goyang.

"Iya, kan!? Kamu item, bentuk kamu gak jelas, kamu geter-geter... pasti kamu mahkluk luar angkasa, iya khaaannn!?" tuduh Rosseau sotoy. Si cewe bohai jadi rada-rada ilfil. Ni cowok cakep tapi norak juga yah, pikirnya khidmat, padahal tadinya gue udah nafsu bikin anak sama dia... kalo ngeliat sifatnya, gue mikir-mikir dulu deeeeh.

Rosseau masih bersotoy ria. "Kalo bukan mahkluk luar angkasa, kamu pasti utusan dewa yang bakal bikin aku kaya raya! Yeah! Ayo cephad beri aku uaaaang! Uang! Uang! Uang! Uaaaang~!"

Biasa. Bujang kere.

Si keris yang tadi sempet diem (mungkin karena syok berat sama tuduhan Rosseau yang bener-bener nggak bener), mulai bergetar lagi, kali ini dengan amplitudo yang lebih dashyat. Rosseau mulai mupeng, ngira bakal dikasih duit beneran.

Tapi, yang terjadi malah... si keris bicara. Atau tepatnya, teriak.

"DASAR MANUSIA KURANG AJAAAARRR!"

Rosseau terjungkal dengan gerakan yang sama sekali nggak menggairahkan.

(Emangnya ada orang yang bisa terjungkal dengan menggairahkan?)

"LO TUH MUSTINYA MATI DI GURUN TADI. MATIIII! TAPI, GUE DENGAN BAEK HATINYA BIKIN LO IDUP LAGI TAUUUUK!"

Sang pengembara pun terpana. "Jadi, beneran dong kamu mahkluk luar angkasa? Waaah! Terus, uangnya ma-"

"GUOBLOOOOOKKKK!"

Rosseau terpelanting dan mendarat tepat di belahan dada si cewek bohai. Kontan, sebuah tamparan perawan berkekuatan superman mendarat di pipinya.

"Adaw, daw, daw!" Rosseau yang kesakitan mengelus-elus pipinya, "Kalo gitu, kamu apaan?"

"GUE INI KERIS SAKTI TITISAN DEWA YANG NAMANYA TIDAK BISA DISEBUT DALAM BAHASA MANUSIA!"

"...Okeeeei?"

"KALO ADA ORANG YANG KETUSUK GUE, ADA DUA KEMUNGKINAN YANG BISA TERJADI! MAU TAHU!?"

"...Kagak."

Si keris pura-pura nggak denger. "SATU: ORANG ITU MATI SEKETIKA. DUA: KEMUNGKINAN YANG TERJADI PADA ELO, YAITUUUU..." Si keris berhenti bicara sebentar untuk mendramatisir suasana.

Rosseau dapet firasat nggak enak.

"..........HIDUP ABADIIIIII!"

"..."

"YA! JADI, WAKTU GUE NUSUK ELO, GUE MERASAKAN KEBOKEP- UPS, MAKSUD GUE... KEBAIKAN DALAM DIRI LO! SEBAGAI SESAMA PECINTA KEBOKEP- MAKSUD GUE KEBAIKAN, GUE NGIDUPIN LO LAGI, PLUS GUE KASIH LO IDUP ABADI! WAKAKAAAAAK!" Si keris keliatan puas banget sama dirinya sendiri, "OH IYA, LO GUE BIKIN TAMBAH GANTENG JUGA LHOOOO!"

Rosseau nggak tahu lagi harus komentar apa. Dalam waktu kurang dari satu jam, dia udah dijejelin banyak banget informasi gak masuk akal. Pertama, ada keris item yang bisa gerak-gerak dan tereak. Kedua, kerisnya (kata kerisnya sih) bikin dia idup lagi. Ketiga, idup abadi, lagi! Keempat, kerisnya ngaku-ngaku udah bikin dia tambah ganteng. Bah! Kayak dia yang sebelomnya belom cukup ganteng aja.

"KALO NGGAK PERCAYA, NIH, NGACA SENDIRI!" Sang keris mengeluarkan aura keunguan, dan dalam sekejap sebuah cermin muncul dari udara kosong, terpampang di depan Rosseau. Rosseau terkesiap.

Pemuda yang ada di dalam cermin tidak mungkin berusia lebih dari pertengahan dua puluh. Kulitnya putih mulus, tak ada tanda-tanda terbakar matahari. Garis wajahnya benar-benar sempurna, bahkan kaku, seolah diukir dengan... yah, dengan keris. Jubah pengembara yang dikenakannya bahkan tidak bisa menutupi bentuk tubuhnya yang indah—tidak terlalu berotot, tapi tidak terlalu kurus juga. Walau berat, Rosseau terpaksa mengakui bahwa pemuda itu... lebih ganteng darinya.

"Sopo iki? Kok ganteng banget?" Rosseau bertanya penasaran. Anehnya, pemuda di dalam cermin mengikuti persis gerak-gerik bibirnya.

"YAH..." Si keris berdeham, "ITU ELO."

"..."

"ELO."

"AKUUUUUU!?"

"IYA, ELO."

Rosseau kalap. "Tapitapitapikan..." ia menatap kembali ke dalam cermin, berusaha mencari sedikit saja kemiripan sang pemuda dengan dirinya. Memang, kalau dilihat-lihat, pemuda itu mirip sekali dengan dirinya yang masih muda, sepuluh tahun lalu... hanya saja dengan paras yang jauh lebih sempurna. "Ini... aku... ya?"

"HEBAT 'KAN GUEEEE?" kata si keris, jelas-jelas hepi karena bisa bikin Rosseau kaget setengah mampus.

"...Yah, memang, sih..." Rosseau mengakui dengan rada enggan, "Kalo gini, keluarga gue bisa kagak ngenain gue nih..."

"HAAAH!? LO MASIH PUNYA KELUARGA?"

"Punya."

"TINGGALIN AJEEE! ABIS INI, GUE BAKAL NUNJUKIN ELO JALAN KE SUMBER UANG ABADI! WAKAKAKAKA! LO UDAH GA BUTUH KELUARGA LAGI DEH! DIJAMIIIN!"

Ngedenger kata uang, mata Rosseau langsung meng-ijo.

"Maauuuu! Jalannya ke mana?"

"IKUTI AKU..." dan si Keris pun berhenti bergetar, melayang perlahan ke udara, dan bergerak ke luar ruangan.

Rosseau dengan patuh mengikuti.

Dan kedua sobat baru itu pun berjalan menembus gurun pasir, meninggalkan cewek bohai yang masih ternganga dengan serentetan kejadian nggak masuk akal yang baru aja terjadi di rumahnya.

BERSAMBUNG...




Saturday, October 4, 2008

Dan Kisah Pun Berlanjut

Setelah Rosseau menusukkan keris sakti nan seksi itu ke jantungnya. Dia diam tak bergerak dan kehilangan kesadarannya. Dan saat dia bangun, yang pertama kali dilihatnya adalah seorang cewe dengan tubuh bohai.

Sesaat dia belum bisa memfokuskan pandangannya. Dan dia pun berpikir," Apakah aku sebenarnya sudah mati? Bukannya tadi aku sudah menusukkan keris ajaib itu ke tubuhku sendiri. Dan sedikit banyak aku berharap kematian datang menjemputku. Apakah semua dewa kematian punya tubuh bohai? Atau aku memang belum mati?"

Tiba-tiba dia pun mendengar suara seorang perempuan yang berkata,"Ah, akhirnya kamu bangun juga."

Rosseau pun mencoba untuk duduk di tempat dia berbaring. Dan memang apa yang dia lihat tidak salah. Di depan matanya. Tepat di depan matanya terpampang tubuh anggun nan seksi di balut busana Timur Tengah berwarna ungu. Dengan sebuah senyum yang menawan menyapanya yang baru bangun. Dan semakin yakinlah dia kalau saat ini dia masih hidup. Kalau memang sudah mati pun dia akan berusaha menyakinkan dirinya bahwa dia masih hidup. Sebab dia tak ingin menyia-nyiakan pemandangan yang ada di hadapannya.

"Hm..." cuma itu jawaban yang keluar dari mulut Rosseau, karena dia masih terkena sihir dari pemandangan indah yang baru saja dilihat.

"Okay, jadi siapa namamu? Sudah hampir 3 hari kamu tidur terus." kata si cewek penebar sihir ajaib itu.

"Namaku Rosseau... Namamu siapa?"

Hm... Apa yang ada di dalam pikiran Rosseau jauh dari apa yang dipikirkan si cewek seksi itu. Yang ada dalam pikiran maksiatnya itu hanyalah bagaimana caranya supaya si cewek baju ungu ini bisa jatuh dalam pelukannya.

Intinya sakit, gak sakit, otak mesum sih tetap jalan.

Kenangan-kenangan akan insiden nyaris berdarah bersama si Keris hitam manis itu pun terlupakan...
Sampai tiba-tiba dia mendengar sesuatu bergetar di samping tempat dia tidur.

Apakah gerangan???


BERSAMBUNG LAGI.....

Thursday, September 25, 2008

>Prolog Maksiad: Tersandung<




Kira-kira 200 tahun sebelum Masehi, adalah segerombolan pengembara Arab yang menyusuri padang pasir Sahara. Kenapa orang Arab bisa ada di Sahara, padahal jelas-jelas Sahara nggak ada di Arab? Anggep aja karena gerombolan Arab itu dengan maksiadnya berhasil berenang kecipak-kecipuk sampe ke Afrika. Kasian juga yah mereka, udah cape-cape berenang dan digaremin di laut, terus langsung dijemur.

Mengingat kondisi para pengembara yang mirip sama ikan asin (digaremin terus dikeringin), enggak aneh, kan, kalo mereka lama-lama nggak tahan dengan paparan sinar ultraviolet super tokcer cap Sahara? Banyak dari para musafir Arab itu mulai tepar, kejang-kejang, dan bahkan berilusi ngeliat sesosok cewek bohai nari udel di tengah Gurun Sahara.

Salah satu dari mereka yang mulai menunjukkan tanda-tanda kesintingan itu adalah Rosseau Maxjaard, pengembara berparas ganteng (tapi miskin) blasteran Perancis-Arab. Rosseau, yang berilusi ngeliat cewek udel, mulai terpisah dari rombongannya (secara dia berusaha dengan segenap napsu untuk ngejar si cewek). Dan tahu-tahu, ia sudah sendirian di tengah padang pasir mahaluas yang membentang sejauh mata memandang. Tanpa cewek berudel seksi. Tanpa teman-temannya.

Rosseau setengah mati berusaha mencari jalan pulang. Walaupun tenaganya mulai habis, dan ketiaknya basah oleh peluh beraroma asem-manis, ia terus mendaki bukit demi bukit pasir. Mencari. Memohon. Berharap. Berdoa.

Ia nyaris putus asa, ketika tiba-tiba kakinya menyandung sesuatu, dan menyebabkannya jatuh berguling-guling di atas bukit pasir. Malang sekali musafir yang satu ini.

Setelah mengeluarkan serangkaian sumpah serapah yang jelas-jelas lebih menyengat daripada panasnya Gurun Sahara, ia bangkit dan mencari benda apa yang dengan sukses membuat sekujur bodi seksinya terbalut pasir. Dan ia pun menemukan benda itu...

Sebilah keris. Warnanya item. Auranya nggak enak. Tahu, kan, jenis-jenis 'aura nggak enak' yang biasanya kita rasain pas lagi acara jurit malem, atau pas kita lewat di depan Rumah Pondok Indah?

Bahasa kerennya, aura kegelapan.

Pada saat itu juga, terlintaslah di kepala Rosseau sebaris kalimat yang mirip puisi anak emo ini,

"Apakah ini takdir yang telah disuratkan oleh Sang Pencipta bagiku? Apakah harus kuakhiri hidupku dengan keris item seksi ini sekarang juga?"

Lalu, dalem keputusasaan yang amat sangat mendalam, diangkatnya keris itu tinggi-tinggi seraya berseru lebay ke arah surya, "Wahai Engkau yang kuasa, sekarang hambaMu yang hina ini akan menghadap ke hadirat-Muuuu!"

Dan dihujamkannya keris itu tepat ke jantungnya...

*Masukin soundtrek nggak jelas dengan nada semi-horor di sini... kayak yang di sinetron-sinetron itu lho...*

BERSAMBUNG!

Wednesday, September 24, 2008

Blog Ini Blog Maksiad! Beware! Behold!

Insan-insan waras biasanya make blog buat nulis diary, alias pengalaman idup sehari-hari, dari yang menggerus nurani sampe yang bikin cengo ilfil. Kendati demikian, perlu diketahui dan disadari bahwa insan-insan yang bikin blog ini sama sekali kagak bisa dicemplungin ke dalam kategori 'waras'.

So, instead of nulis diary kayak orang-orang normal, blog kerismaksiad ini dipake buat... nulis cerita. Dan ceritanya bukan sembarang cerita, loh! Ceritanya nggak jelas, nggak ada juntrungannya, dan positif bakal bikin muka siapa pun yang ngebaca jadi tertekuk dalam ke-wadefak-an yang amat sangat. Penasaran? Napsu pengen baca? Nggak dilarang, sih. Cuma aja, perlu diingatkan dulu bahwa isi blog ini kurang cocok bagi mereka yang pengen nyari kisah idup mengharu biru. Lebih pas buat lo-lo pada yang ngebet banget sama keenggakjelasan dan kebejatan duniawi. Intinya sih, buat ngebaca nih blog gak perlu banget tuh yang namanya nyiapin kotak tissue buat ngelap aer mata dengan gerak-gerik jumawa. Yang penting, bacalah cerita demi cerita di blog ini dengan kondisi kepala kosong dan absen logika ^.^

Enjoy!